Media, Press Release

Pemegang Saham Menyetujui Pengangkatan Dr. Sofyan A. Djalil Sebagai Wakil Komisaris Utama Intiland

Jakarta (24/05) – Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland; DILD) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2022 di Intiland Tower, Jakarta, Rabu (24/05). Pada pelaksanaan RUPST yang diselenggarakan secara daring dan tatap muka pada Rabu 24 Mei 2023 ini, para Pemegang Saham telah memberikan persetujuan terhadap seluruh mata acara RUPST yang diusulkan Perseroan.

 

Archied Noto Pradono Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland menjelaskan bahwa penyelenggaraan RUPST 2023 membahas empat agenda. Tiga merupakan agenda wajib yakni Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022, Penunjukan Kantor Akuntan Publik Independen, serta Penetapan remunerasi Dewan Komisaris. Agenda lainnya adalah Persetujuan Perubahan Susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.

 

“Pemegang saham telah memberikan persetujuan seluruh agenda RUPS Tahunan serta pengangkatan Bapak DR. Sofyan A. Djalil sebagai Wakil Komisaris Utama dan Komisaris Independen, serta menerima pengunduran Diri Bapak Lennard Ho Kian Guan, Wakil Komisaris Utama Intiland,” ungkap Archied pada konferensi pers RUPST 2023 Intiland di Intiland Tower, Jakarta, Rabu (24/05).

 

Archied menjelaskan bahwa Dewan Komisaris dan Direksi Intiland menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada para pemegang saham atas persetujuan penuh terhadap seluruh agenda RUPST. Keputusan ini menegaskan komitmen dan kepercayaan para pemegang saham terhadap rencana-rencana Perseroan, serta menggambarkan semangat kolaborasi yang kuat dalam upaya mewujudkan pertumbuhan usaha perusahaan secara berkelanjutan.

 

“Tantangan yang dihadapi perseroan ke depan akan semakin berat. Dengan persetujuan dan dukungan dari para pemegang saham, kami dapat melanjutkan langkah-langkah penting untuk mencapai tujuan strategis perusahaan dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham,” kata Archied lebih lanjut.

 

Salah satu agenda yang mendapat persetujuan Pemegang Saham adalah penetapan Dr. Sofyan A. Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tahun 2016-2022 sebagai Wakil Komisaris Utama dan sekaligus Komisaris Independen Perseroan. Bergabungnya Dr Sofyan A. Djalil akan memperkuat jajaran Dewan Komisaris Perseroan dan pelaksanaan fungsi pengawasan serta penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

 

“Bapak Sofyan A. Djalil memiliki pengalaman dan keahlian yang luas di dunia bisnis, khususnya di sektor properti. Kami percaya dengan bergabungnya Beliau ke dalam Dewan Komisaris akan memperkuat jajaran manajemen dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan dan kinerja usaha secara jangka panjang,” kata Archied.

 

Perbaikan Kinerja

Manajemen Perseroan menilai kondisi dan prospek usaha di tahun ini masih cukup menantang. Perseroan menyadari bahwa untuk meningkatkan kinerja usaha perlu upaya sungguh-sungguh dari seluruh organ perusahaan, termasuk dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. Perseroan menghargai setiap umpan balik, saran, dan masukan yang diberikan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dari para konsumen loyal yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan usaha Intiland.

 

Archied mengungkapkan kinerja usaha Perseroan selama kuartal I tahun 2023 cukup baik. Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir 31 Maret 2023, Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,54 triliun. Jumlah tersebut naik Rp981 miliar atau melonjak 174,3 persen dibandingkan pencapaian kuartal I tahun 2022 sebesar Rp562,5 miliar.

 

Peningkatan pendapatan usaha tersebut terutama ditopang oleh adanya pengakuan penjualan dari segmen pengembangan mixed-use & high rise, khususnya dari apartemen Fifty Seven Promenade. Selain itu, peningkatan tersebut juga dikontribusi dari segmen pengembangan lainnya, seperti kawasan perumahan,  kawasan industri, dan properti investasi.

 

“Pendapatan usaha meningkat signifikan terutama karena adanya pengakuan penjualan apartemen Fifty Seven Promenade yang sudah proses serah terima,” kata Archied.

 

Pendapatan dari pengembangan (development income) masih memberikan kontribusi terbesar, mencapai Rp1,36 triliun atau 88,3 persen dari keseluruhan. Jumlah tersebut melonjak 246,5 persen dibanding perolehan kuartal I tahun 2022 senilai Rp393,4 miliar. Pendapatan pengembangan diperoleh dari tiga segmen yakni mixed-use & high rise,  kawasan perumahan, dan kawasan industri.

 

Sumber pendapatan usaha berikutnya bersumber dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang diperoleh dari segmen properti investasi. Sumber pandapatan usaha ini tercatat memberikan kontribusi Rp180 miliar atau sebesar 11,7 persen dari keseluruhan. Pendapatan dari recurring income mengalami kenaikan 6,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp169,1 miliar.

 

Archied menjelaskan ditinjau dari segmen pengembangan proyek, pendapatan dari segmen mixed-use & high rise memberikan kontribusi terbesar yakni mencapai Rp1,18 triliun, atau 76,8 persen. Kontribusi tersebut meningkat sebesar 877,5 persen dibandingkan kuartal I tahun 2022 senilai Rp121,3 miliar.

 

Kontributor berikutnya berasal dari segmen properti investasi sebesar Rp180 miliar atau 11,7 persen dari keseluruhan. Pendapatan dari segmen ini mengalami kenaikan 6,5 persen dibandingkan perolehan kuartal I tahun 2022 senilai Rp169,1 miliar.

 

Segmen pengembangan kawasan perumahan mencatatkan kontribusi sebesar Rp134,1 miliar atau 8,7 persen dari keseluruhan. Kontribusi dari segmen ini menurun 19,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp166,1 miliar.

 

Kontributor berikutnya berasal dari segmen kawasan industri yang menyumbang pendapatan usaha Rp43,4 miliar atau 2,8 persen dari total. Jumlah tersebut mengalami penurunan 59 persen persen dibanding kuartal I tahun 2022 senilai Rp106 miliar.

 

Archied menuturkan pertumbuhan pendapatan usaha merupakan pencapaian yang cukup baik di tengah kondisi dan tantangan di sektor properti nasional. Perseroan terus berupaya untuk menjaga tren pertumbuhan tersebut melalui pengembangan dari proyek-proyek berjalan maupun melalui proyek baru.

 

Peningkatan pendapatan usaha tersebut juga telah mendorong meningkatnya kinerja profitabilitas Perseroan.  Laba kotor Intiland tercatat mencapai Rp746,7 miliar, atau naik 255,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba usaha dan laba tahun berjalan masing-masing sebesar Rp663,9 miliar dan Rp391,7 miliar, atau mengalami peningangkatan 407,5 persen dan 492,9 persen.

 

 

 

“Laba bersih triwulan I tahun ini sebesar Rp30,4 miliar, atau membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang masih mengalami rugi bersih Rp72,7 miliar. Sebagian besar porsi laba tahun berjalan yang kami bukukan, diatribusikan ke kepentingan non-pengendali sebesar Rp361,3 miliar,” ungkap Archied lebih lanjut.

 

Proyeksi Penjualan

Seiring dengan semakin kondusifnya kondisi perekonomian dan industri properti nasional, Perseroan menargetkan penjualan (marketing sales) tahun ini sebesar Rp2,4 triliun. Perseroan akan menfokuskan upaya untuk mengejar terget dengan meningkatkan penjualan stok unit atau inventori dari proyek-proyek berjalan maupun pengembangan-pengembangan baru di segmen highrise, kawasan perumahan dan kawasan industri.

 

Perseroan saat ini memilki stok unit atau inventori di sejumlah proyek di segmen pengembangan mixed-use & high rise. Beberapa di antaranya yakni di Jakarta, seperti apartemen 1Park Avenue, Fifty Seven Promenade, Regatta, dan SQ Res serta di Surabaya seperti apartemen Praxis, The Rosebay, Sumatra36, dan Spazio Tower.

 

Archied memproyeksikan kondisi pasar properti tahun ini masih cukup menantang namun akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Tingkat kebutuhan masyarakat terhadap produk properti diperkirakan masih cukup tinggi seiring minat beli dan investasi yang sudah berangsur-angsur membaik.

 

Saat ini, pertumbuhan pasar properti masih ditopang oleh pembelian rumah tapak yang didominasi oleh pembeli akhir (end user). Sementara tren penjualan untuk pasar apartemen masih relatif tertahan dan tumbuh secara berlahan.

 

“Kami mencermati pertumbuhan pasar produk rumah tapak yang menyasar end user masih cukup stabil sejak tahun lalu. Kami akan mencoba memanfaatkan momentum dan tren ini melalui pengembangan produk dan klaster baru di proyek-proyek yang saat ini sudah berjalan,” kata Archied.

 

Perseroan merencanakan pada tahun ini akan melakukan pengembangan baru pada sejumlah proyek-proyek, khususnya di segmen kawasan perumahan. Proyek kawasan perumahan Amesta Living yang berlokasi di Surabaya, Perseroan meluncurkan tipe-tipe rumah baru untuk memenuhi tingginya minat masyarakat tinggal di perumahan tersebut.

 

Amesta Living meluncurkan sebanyak 82 unit rumah yang terbagi ke dalam tiga tipe yakni Kyra, Severa, dan Merra. Berlokasi di klaster Loka, ketiga tipe ini merupakan rumah-rumah berukuran compact yang memiliki luas lahan mulai dari 50 m2 hingga 105 m2 dan luas bangunan mulai dari 59 m2 hingga 126 m2.  Membidik target pasar konsumen menengah ke atas, rumah-rumah tipe baru ini dipasarkan mulai dari harga sekitar Rp1 miliar.

 

Perseroan juga merencanakan pengembangan baru lainnya di sejumlah kawasan perumahan. Pengembangan tersebut antara lain Brezza di Pantai Mutiara, Jakarta, pengembangan area komersial di perumahan Talaga Bestari, dan pengembangan klaster baru di Graha Natura Surabaya.

 

Perseroan akan terus berupaya untuk meningkatkan dan berusaha mencapai target penjualan tahun ini. Peningkatan penjualan dan pertumbuhan kinerja usaha menjadi prioritas penting bagi Perseroan seiring dengan semakin membaiknya kondisi dan pasar properti nasional. ***